Judul diatas saya peroleh ketika saya membaca sebuah majalah Business Opportunity yang sedang mewawancarai Ir. Ciputra (Pengusaha sekaligus pemrakarsa kampus-kampus entrepreneurship di Indonesia). Beliau menerangkan bahwa seorang entrepreneur itu dalam tingkatan tertinggi adalah ketika dia bisa mencipta peluang atau opportunity. Ada tiga tahapan dalam pengertian opportunity, yang pertama adalah opportunity recognition yaitu sebuah proses yang menyadari bahwa permintaan sudah sangat jelas demikian juga dengan suplai. Yang kedua opportunity seeking yaitu suplai sudah jelas sementara permintaan belum jelas. Dan yang terakhir adalah opportunity discovery yaitu ketika kondisi sebaliknya terjadi ketika permintaan begitu tinggi tetapi belum terlayani oleh suplai. Maka deifinisi entrepeneruship mengacu pada opportunity creation yaitu ketika permintaan dan suplai belum jelas, artinya permintaan dan suplai yang belum jelas akan menimbulkan peluang-peluang yang bisa dijadikan usaha. Sehingga penciptaan peluang adalah merupakan ketrampilan tertinggi.
Bagaimana dengan technopreneurship? Technopreneurship adalah juga merupakan wirausaha yang memanfaatkan teknologi sebagai tools untuk melakukan atau menciptakan peluang, khususnya dalam penggunaan teknologi informasi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh sebuah kecanggihan teknologi yang berkembang begitu cepat, salah satu diantaranya penciptaan bisnis online. Bisnis online adalah sebuah penciptaan dimana peluang perkembangan IT benar-benar bisa dimanfaatkan. Pasar yang begitu besar dan tren dari penggunaan teknologi yang semakin meningkat di masyarakat adalah sebuah peluang yang harus dimanfaatkan. Di Indonesia penggunaan teknologi informasi saat ini merupakan salah satu penunjang sukses dari sebuah bisnis, artinya jika perusahaan-perusahaan itu memanfaatkan teknologi maka perusahaan itu akan tambah berkembang dan tumbuh. Bukan lagi khusus untuk pengembangan teknologi sebagai bisnisnya tapi lebih cenderung sebagai media untuk penunjang bisnis.
Jika menilik dari pengertian technopreneurship, bahwa bisnis yang khusus membuat komputer misalnya dia akan mengembangkan untuk membuat aksesoris-aksesories yang lainnya, mulai pendingin komputer,mouse yang berwarna-warni , pembuatan tas-tas laptop yang full design, dan yang lain sebagainya. Ambil contoh lagi adalah Google, perusahaan yang dulunya hanya berkecimpung dibidang search engine atau mesin pencari utama di dunia maya belakang ini mulai pengembangan software android, kemudian mulai merambah sisi hardwarenya dengan berkolaborasi dengan perusahaan hardware ternama. Inilah sebenarnya peluang yang ada di technopreneurship yang memanfaat penelitian sebagai peluang yang sesungguhnya sehingga bisa dijadikan sebuah bisnis yang maju. Pemanfaatan teknologi sebagai syarat utama disebut technopreneurship bisa kita lihat juga dalam bisnis perparkiran yang ada di mall ataupun diintansi pemerintah yang ramai dikunjungi oleh masyarakat misalnya rumah sakit. Bagaimana dia full menawarkan teknologi sebagai solusi untuk mengatasi manajemen perparkiran kendaraan bermotor, memanfaat sistem informasi parkir, kemudian memanfaat cctv dan lain sebagainya sehingga jasa layanan parkir menjadi lebih tertata, aman dan nyaman. Sehingga manajemen parkir akhirnya bisa difranchise kan. Kemudian technopreneurship dibidang perbankan adalah penggunaan teknologi yang ada di ATM-ATM bank, bagaimana ia membuat sistem informasi yang benar-benar aman kemudian dia pasangkan di mesin ATM, kemudian ditawarkan lagi sistem yang sudah jadi tersebut ke bank-bank yang lainnya akhirnya ada yang disebut jaringan ATM LINK dan jaringan ATM PLUS. Dan hal ini menjadi sebuah tren bisnis technopreneurship di bidang perbankan. Dan ada banyak lagi contoh technopreneurship yang berkembang di berbagai bidang.
Bagaimana technopreneurship itu bisa diterapkan sebagai sebuah bisnis.
Einstain mengatakan bahwa imajinasi lebih penting daripada pengetahuan itu sendiri karena pengetahuan meliputi yang kita tahu sementara imajinasi termasuk kita tahu maupun yang tidak kita tahu. Sehingga kunci kreativitas adalah kunci untuk mendorong inovasi seseorang sehingga melatih kreativitas sebagai sebuah isu utama. Belajarlah kreativitas, belajarlah berinovasi dari yang ter kecil sampai yang besar. Artinya menguasai bidang keahlian tertentu bukan saja hanya untuk keperluan research tapi yang lebih penting adalah keahlian itu bisa menopang kehidupan kita sehingga tidak perlu lagi harus bergantung pada seseorang yang bisa menggaji kita, sehingga beban negara ini akan berkurang seiring banyak penduduknya yang bisa berusaha sendiri.
Tidak semua hasil penelitian bisa masuk dan di terima oleh pasar, hal ini tidak terlepas bahwa sebuah produk yang di jual di masyarakat luas adalah hasil daripada kerjasama sebuah tim yang lengkap. Begitu juga teknologi yang sekarang sedang berkembang, tidak semuanya bisa dijual atau bahkan di manfaatkan, karena ada proses yang namanya validasi alami apakah sebuah teknologi diperlukan oleh masyarakat banyak atau tidak. Jadi kunci dari sebuah bisnis yang memanfaatkan teknologi adalah bagaimana teknologi itu bisa sosialisasikan sebagai sebuah kebutuhan masyarakat dan ini diperlukan seorang penjual yang hebat yang bisa membuat sebuah teknologi menjadi ada nilai produk. Inovasi yang akan menjadi sia-sia jika tidak ada seorang yang hebat berbicara bahwa produk ini ada sebuah nilai