KELOLA SAMPAH WILAYAH PERKOTAAN ALA PERUSAHAAN SWASTA
Oleh : Fachrul Kurniawan
Musim hujan telah tiba, berarti musim banjir juga pasti akan dialami oleh masyarakat metropolis. Dan yang pasti sampah juga akan berserakan dijalan-jalan protokol akibat terbawa banjir, dan yang pasti masyarakat akan juga terkena berbagai penyakit mulai kulit sampai dengan ispa. Hal diatas senantiasa terjadi dalam tiap tahun dan yang terjadi adalah selalu lempar tanggungjawab antar instansi pemerintah mengenai bencana yang menimpa warga metropolis, dana miliaran rupiah pun seakan-akan terhapus banjir dalam beberap jam saja.
Sistem pengolahan disana semuanya memakai mesin dan dilakukan didalam ruangan tertutup sehingga sampah tidak sampai jadi bau yang menyengat hidung. Semuanya dilakukan dalam sistem yang terkontrol oleh komputer dan yang menarik adalah hasil olah sampah disana djadikan banyak macam contohnya untuk membuat proyek infrstruktur. Sistem kelola sampah secara swasta akan sangat membantu problem warga metropolis dalam menghadapi sampah. Nggak perlu tempat yang begitu luas seperti TPA maka wailayah perkotaan di Indonesia bisa bebas sampah. Dan yang penting adalah proyek sampah ini harus benar-benar transparan, karena kalau tidak jujur dan transparan akan menjadi sia-sia proyek ini. Yang pasti hasil dari pengolahan sampah seperti sistem di Singapore akan menjadi banyak manfaatnya, misal hasil pengolahan yang sudah berwujud seperti debu dapat digunakan untuk menguruk laut agar menjadi daratan atau untuk menguruk tempat yang terlalu dalam seperti jurang dan lain sebagainya. Yang jelas hasil pengolahan tidak menjadi sumber penyakit.
Pengolahan sampah ala Singapore ini juga bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD), dimana sampah yang akan diolah akan dikenakan retribusi berdasakan dengan jenis sampahnya. Misal jenis sampah rumah tangga kira-kira akan dikenakan Rp. 250,- per kilonya atau sampah perkantoran dikenakan Rp. 500,- per kilonya, kemudian dana itu selain masuk APBD juga disishkan untuk mengembalikan modal awal mendirikan pabrik sampah tersebut, dan juga disisihkan untuk operasional dan maintenance peralatan pabrik sampah. Pebrik sampah ini nantinya juga harus mendapatkan maintenance yang benar-benar extra, karena jika mendapatkannya maka pabrik sampah tersebut juga akan menjadi layaknya sebuah TPA. Tidak perlu menggusur tanah warga yang ujung-ujungnya adalah bentrok dengan anak bangsa sendiri karena pabrik sampah ini sangat layak untuk didirikan didaerah industri.
Catatan : penulisan ini dibuat 17 Desember 2005 setelah penulis mengunjungi pabrik pengolahan sampah di Singapore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar