About Me

Foto saya
Malang, East Java, Indonesia

Selasa, 30 November 2010

LOBBYING

Kadangkala mendapatkan proyek itu susahnya bukan main, tapi kadangkala tanpa ba bi bu dan loby-loby proyek datang sendiri, berarti yang ini namanya rejeki bukan proyek. Dalam hal lobby hal pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana kita bisa mendapatkan dari yang punya proyek, dari yang mengurusi proyek atau dari orang - orang yang bisa memberi proyek. Tak melulu harus konsentrasi bikin slide presentasi, tak melulu harus selalu menerangkan apa yang kita bisa. Dari banyak pengalaman teknik lobby selalu menekankan pada pelayanan (entertainment), diskusi, selalu berusaha untuk menemui atau selalu ingin didepan sang pemilik proyek. Teknik loby ternyata bisa kita dapat dari ilmu anthropologi bisnis, dimana ilmu ini selalu membahas bagaimana selalu bisa berkomunikasi dengan pihak pemilik proyek dengan cara-cara menggugah kebiasaaan dari orang-orang disekitar lingkungannya. Artinya kita selalu memberikan informasi tentang kebiasaan - kebiasaan dari tempat lingkungannya mereka berasal. Hal ini sangat efektif untuk memulai sebuah loby, sangat efektif untuk mengarahkan sebuah maksud dan tujuan kita, karena maksud dan tujuan kita akan masuk secara halus dan tidak terasa. Inilah yang membuat beda antara teknik lobi yang konvensional dengan teknik lobi yang menggunakan anthropologi bisnis.

Salah satu pengalaman yang nyata adalah ketika hal ini terjadi pada saya beberapa waktu yang lalu. Ketika saya memulai untuk bisa mendapatkan sebuah proyek saya melakukan tindakan-tindakan yang wajar saja antara lain, saya buat company profile, mengirimkan profile ke perusahaan sambil mencoba menemui dan mengajak stakeholder untuk diajak berdiskusi. Cara-cara ini sangatlah konvensional dan umum, saya mencoba mencari variasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut saya berusaha mencari tahu aktivitas stakeholder, kemudian mencari tahu kebiasaannya, kemudian mencoba untuk bisa berdiskusi dengan topik yang bukan menjadi topik utama bahasan hari itu, jadi saya memulainya dengan menanyakan hal yang spontan dari kebiasaan adat yang dia punyai atau menanyakan pengalaman stakeholder dan sebagainya. Dan hal ini saya gunakan untuk memasukkan dari bahasan utama, dan hasilnya adalah keputusan proyek bisa diperoleh dalam waktu yang singkat dan tidak melalui pertimbangan yang rumit. Tapi hal tersebut diatas juga harus dibarengi dengan upaya kita untuk profesional, karena kerja kita menggunakan ' trust ' bukan ' like '. Artinya lobi menggunaka kacamata anthropologi juga harus dibarengi dan sepadan dengan profesionalitas yang harus kita tunjukkan. Tidak setengah-setengah.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: